Cosplay Anime di Siring Laut Kotabaru: 37 Peserta, Ratusan Wibu Heboh
Wibuw - Acara cosplay anime Kotabaru bener-bener jadi pusat perhatian weekend kemarin. Bayangin aja, 37 peserta tampil totalitas di panggung terbuka Siring Laut Kotabaru, dengan ratusan penonton yang antusias banget—terutama para wibu lokal yang udah nggak sabar buat liat karakter anime favorit mereka hidup di dunia nyata. Energinya? Nggak main-main, vibes-nya kayak Comic Con versi lokal tapi lebih hangat dan penuh tawa.
Di bawah langit biru dan semilir angin laut, Festival AKRAB 2025 jadi momen paling ditunggu komunitas kreatif Kotabaru. Dari anak-anak sampe orang dewasa, semua tampil pede dan all-out dengan kostum anime kece yang mereka buat sendiri. Para penonton juga ikut semangat, banyak yang pakai outfit bertema anime, lengkap sama kamera buat dokumentasi setiap aksi keren di panggung.
Nggak cuma soal hiburan, acara cosplay anime Kotabaru ini juga jadi simbol tumbuhnya komunitas kreatif di daerah. Dari sisi ekonomi, event kayak gini ngasih dampak positif buat pelaku UMKM lokal, pelukis, perancang kostum, sampe pelaku wisata. Pokoknya, ini bukan cuma sekadar cosplay, tapi bentuk nyata kreativitas lokal yang naik kelas dan makin dikenal luas.
Festival AKRAB 2025: Wadah Kreativitas yang Bikin Bangga
Festival AKRAB (Aksi Kreatif Anak Banua) 2025 di Siring Laut Kotabaru emang niat banget ngebuktiin kalau anak daerah punya potensi luar biasa di dunia kreatif. Acara ini digelar bareng Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Kotabaru, dan salah satu highlight utamanya tentu aja kompetisi cosplay di Kotabaru yang heboh banget.
Tujuannya bukan cuma buat seru-seruan, tapi juga buat ngasih ruang bagi anak muda buat nunjukin karya dan bakat mereka di depan publik. Banyak peserta yang rela begadang demi nyelesain kostum karakter anime favorit, dari Naruto, One Piece, sampe Genshin Impact. Kreativitas mereka kelihatan banget, dari cara ngerancang armor, make up, sampai ekspresi di atas panggung yang total banget.
Menariknya, beberapa peserta bahkan gabung sama tim kecil buat kolaborasi kostum dan koreografi. Jadi, selain adu gaya, mereka juga unjuk kekompakan. Semua ini nunjukin bahwa budaya pop kayak anime ternyata bisa jadi jembatan buat ngebangun solidaritas dan kreativitas di daerah.
Aksi 37 Peserta yang Mencuri Spotlight
Total ada 37 peserta cosplay anime Kotabaru yang tampil, dengan pembagian kategori anak-anak sebanyak 11 orang dan kategori dewasa 26 orang. Anak-anak tampil super lucu tapi tetap niat banget—banyak yang cosplay jadi karakter chibi dari My Hero Academia atau Demon Slayer. Sementara kategori dewasa bener-bener all-out, bahkan ada yang bikin armor Iron Man versi anime-style!
Penonton keliatan kagum tiap kali peserta naik panggung. Ada yang menirukan jurus khas karakter, ada juga yang tampil sambil ngelakuin sketsa lucu. Pokoknya, setiap aksi punya wow factor sendiri. Bahkan, beberapa penonton sempat bilang kalau vibe-nya mirip event cosplay besar di kota-kota besar kayak Surabaya atau Jakarta.
Selain tampil keren, peserta juga dapet kesempatan buat ngenalin karakter favoritnya lewat sesi wawancara singkat. Dari situ, keliatan banget betapa mereka ngerti banget dunia anime dan punya passion kuat buat ngehidupin karakter-karakter itu.
Wibu Lokal Kotabaru: Komunitas yang Selalu Solid
Kalau ngomongin wibu lokal Kotabaru, nggak bisa lepas dari antusiasme mereka yang luar biasa. Mereka bukan cuma penonton, tapi juga bagian penting dari suasana acara. Banyak yang dateng barengan temen komunitas, lengkap dengan poster, kipas karakter, dan lightstick warna-warni buat kasih semangat ke peserta.
Suasana di Siring Laut hari itu rame banget, tapi tetap tertib. Semua orang saling dukung dan saling apresiasi, nggak ada yang ngejek atau ngerendahin kostum orang lain. Justru mereka saling sharing tips, tuker kontak, dan janjian buat bikin proyek cosplay bareng di event berikutnya.
Yang paling keren, komunitas wibu ini ternyata juga aktif di dunia digital. Mereka rajin banget update konten di TikTok dan Instagram, upload video aksi para cosplayer, dan bantu promosi event lokal biar makin dikenal. Semangat kolaboratif kayak gini bikin ekosistem kreatif di Kotabaru makin berkembang pesat.
Dampak Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Lokal
Di balik gemerlap kostum dan panggung cosplay, ada cerita menarik soal dampak ekonomi kreatif Kotabaru. Banyak pelaku UMKM yang dapet rezeki tambahan dari jualan di sekitar venue—mulai dari makanan ringan, merchandise anime, sampai aksesori cosplay handmade. Ini bukti kalau budaya pop kayak anime bisa bantu nggerakin roda ekonomi lokal.
Selain itu, event ini juga berpengaruh besar buat pariwisata Siring Laut Kotabaru. Banyak pengunjung dari luar daerah yang sengaja dateng buat nonton atau ikutan kompetisi. Mereka juga sekalian eksplor spot wisata lain di Kotabaru, kayak Bukit Mamake atau Pantai Gedambaan.
Pemerintah daerah pun keliatan support banget. Beberapa pejabat hadir langsung, bahkan sempat ngasih apresiasi buat panitia dan peserta. Harapannya, acara kayak gini bisa jadi agenda tahunan yang masuk dalam kalender wisata resmi Kotabaru.
Kreativitas, Kolaborasi, dan Cinta Budaya Pop
Salah satu hal paling menarik dari cosplay anime Kotabaru adalah semangat kolaboratifnya. Banyak peserta yang datang dari latar belakang berbeda: ada yang pelajar, pekerja kantoran, sampe desainer muda. Tapi semua nyatu karena satu hal—cinta terhadap budaya pop Jepang.
Mereka nggak cuma meniru, tapi juga memodifikasi kostum biar tetap ada unsur lokal. Misalnya, ada yang bikin versi “anime Banua”, karakter fiksi dengan sentuhan motif kain Sasirangan khas Kalimantan Selatan. Ide kayak gini nunjukin kalau cosplay bisa jadi ruang buat inovasi budaya, bukan sekadar meniru budaya luar.
Bahkan beberapa peserta udah mulai jualan jasa pembuatan kostum dan prop lewat media sosial. Artinya, dari hobi, mereka bisa dapet income tambahan. Ini selaras banget sama semangat ekonomi kreatif yang lagi digaungkan di banyak daerah Indonesia.
Tips Buat Kamu yang Mau Ikutan Cosplay Event
Kalau kamu pengen ikut event kayak cosplay di Kotabaru, ada beberapa tips biar tampil maksimal tanpa stress:
-
Pilih karakter yang kamu banget. Jangan asal ikut tren. Kalau kamu suka banget sama karakter itu, performamu bakal lebih hidup.
-
Rencanain kostum dari jauh-jauh hari. Persiapkan bahan, make up, dan properti minimal sebulan sebelumnya biar hasilnya rapi.
-
Latihan pose dan ekspresi. Banyak peserta keren karena mereka bisa bawain karakter dengan total.
-
Gunakan bahan ringan dan nyaman. Ingat, kamu bakal tampil lama di panggung terbuka, jadi jangan sampai kepanasan atau ribet gerak.
-
Interaksi dengan penonton. Salah satu poin penting di cosplay event adalah stage presence. Sapaan kecil atau gestur khas karakter bisa bikin penonton makin terhibur.
Selain itu, jangan lupa buat dokumentasi momenmu dan upload di medsos. Banyak brand lokal atau event organizer yang bisa aja notice talent baru dari sana.
Cosplay sebagai Ruang Ekspresi Positif
Satu hal yang patut diapresiasi dari komunitas cosplay anime Kotabaru adalah bagaimana mereka mengubah stigma “wibu” jadi sesuatu yang positif. Kalau dulu istilah wibu sering dianggap negatif, sekarang malah jadi identitas yang keren.
Cosplay di sini bukan sekadar ngelakuin hobi, tapi juga jadi ajang untuk melatih percaya diri, membangun relasi sosial, dan bahkan membuka peluang karier di bidang seni dan hiburan. Di sisi lain, orang tua juga mulai terbuka dan dukung anak-anaknya ikut lomba cosplay karena bisa lihat sisi kreatif dan edukatifnya.
Bisa dibilang, event kayak gini bukan cuma tentang anime, tapi tentang how community grows together lewat budaya yang mereka cintai.
Kesimpulan: Kreativitas Lokal yang Layak Dapat Spotlight
Event cosplay anime Kotabaru di Siring Laut sukses banget jadi bukti bahwa kreativitas anak muda Banua nggak kalah dari kota besar. Dengan 37 peserta yang tampil keren dan ratusan penonton yang terhibur, acara ini bukan cuma ajang hiburan, tapi juga bukti nyata bahwa komunitas kreatif di daerah punya potensi besar.
Selain ngasih dampak ekonomi positif, acara ini juga ngebangun rasa kebersamaan dan semangat kolaborasi antar wibu lokal. Cosplay bukan sekadar hobi, tapi juga simbol dari ekspresi diri, kreativitas, dan inovasi. Dan siapa tahu, tahun depan event ini bakal lebih besar lagi dan jadi ikon baru pariwisata di Kalimantan Selatan.
